Popular Posts

Tradisi Megibung ~ Karangasem

    Tradisi Megibung merupakan  kegiatan  yang  dimiliki  oleh  masyarakat  Karangasem  yang  daerahnya terletak di ujung  timur Pulau Dewata. Tanpa disadari Megibung menjadi  suatu maskot atau ciri khas Kabupaten  Karangasem  yang  ibu  kotanya Amlapura  ini.  Tradisi Megibung  sudah  ada  sejak  jaman dahulu  kala  yang  keberadaannya  hingga  saat  ini masih  kerap  kali  kita  dapat  jumpai. Bahkan  sudah menjadi sebuah tradisi bagi Masyarakat Karangasem itu sendiri didalam melakukan suatu kegiatan baik dalam  upacara  Keagamaan,  Adat  maupun  kegiatan  sehari-hari  masyarakat  apabila  sedang bercengkrama maupun berkumpul dengan sanak saudara.


    Megibung  adalah  suatu  proses  atau  kegiatan  yang dilakukan  oleh  masyarakat  atau  sebagian  orang untuk duduk bersama   saling berbagi satu sama  lain,  terutama dalam hal makanan. Tidak hanya perut kenyang  yang  didapat  dari  kegiatan  ini  namun  sembari  makan  kita  dapat  bertukar  pikiran  bahkan bersendagurau satu sama lain. Megibung bersasal dari kata dasar gibung  yang mendapat  awalan me-. Gibung berarti kegiatan yang dilakukan  oleh  banyak  orang  yaitu  saling  berbagi  antara  orang  yang  satu  dengan  yang  lainnya, sedangkan awalan me- berarti melakukan suatu kegiatan.

Saat  ini kegiatan megibung kerap kali dapat dijumpai pada saat prosesi berlangsungnya Upacara Adat dan Keagamaan di suatu tempat di Karangasem. Seperti misalnya dalam Upacara Dewa Yadnya, Pitra Yadnya, Bhuta Yadnya, Rsi Yadnya dan Manusa Yadnya. Pada kegiatan ini biasanya yang punya acara memberikan  undangan  kepada  kerabat  serta  sanak  saudaranya  guna  menyaksikan  prosesi  kegiatan upacara keagamaan tersebut. Sehingga prosesi upacara dapat berlangsung seperti yang diharapkan. 

    Proses penyembelihan babi pun dilakukan sebagai salah satu menu di dalam mempersiapkan hidangan yang disebut Gibungan  ini. Daging babi diolah sedemikian  rupa dan di kasi bumbu  tertentu sehingga daging  yang  mentah  menjadi  menu  pelengkap  yang  menggugah  selera  seperti  sate,  lawar,  soup (komoh), Gegubah/lempyong, pepesan  serta  yang  lainnya. Menu  yang dihidangkan dalam Megibung tidaklah harus daging babi, namun dading ayam, kambing serta daging sapipun tidaklah masalah. 

    Megibung berlangsung apabila tamu undangan sudah lama bersanda gurau dengan kerabat serta sanak saudara  serta  setelah  selesai membantu  tugas-tugas  yang  dapat  dilakukan  guna  kelangsungan  acara tersebut,  sebelum para undangan pulang  terlebih dahulu di  ajaklah untuk makan  (megibung)  sebagai tanda  terimakasi  atas kedatangan dan bantun dalam acara  tersebut. Dalam Megibung biasanya  terdiri dari  lima hingga  tujuh orang,  yang dilakukan dengan duduk bersama membentuk  lingkaran. Adapun ciri khas dari megibung ini adalah :
        Duduk bersila membentuk lingkaran yang terdiri dari 5-7 orang.
         Nasi yang disuguhkan ditaruh dalam satu wadah (nare besar).
        Lauk  atau  pelengkap  nasi  berupa  sate,  lawar,  soup,  Gegubah/lempyong,  pepesan  yang ditempatkan dalam satu wadah (nare kecil).
        Kegiatan makan dilakukan secara bersamaan dan makan menggunakan tangan.
        Pada saat makan  tidak boleh ada yang  terjatuh di wadah/tempat nasi namun harus di  luar nare tempat nasi tersebut.
        Apabila ada salah seorang peserta megibung ada yang  terlebih dahulu kenyang, orang  tersebut tidak  boleh  terlebih  dahulu  bangun  atau          meninggalkan  tempat  megibung  namun  meski menunggu yang lain supaya selesai makan dan bangun secara bersama-sama.

    Kegiatan Megibung maknanya sangatlah besar bagi kita semua terutama dalam hal kebersamaan serta saling berbagi satu sama  lain  tanpa melihat kasta dan materi yang dimiliki seseorang.

No comments:

Post a Comment